Minggu, 16 Juli 2017
In:
True Story
Pelajaran Berharga Buat Istri Juga Suami
Ilustrasi |
Bagi yg sudah pernah baca , luangkan waktu untuk baca sekali lagi Ini ialah cerita sebenarnya ( diceritakan oleh Lu Di dan di edit oleh Lian Shu Xiang )
Sebuah salah pengertian yg menimbulkan kehancuran sebuah rumah tangga.Tatkala nilai final sebuah kehidupan sudah terbuka ,tetapi segalanya sudah terlambat. Membawa nenek utk tinggal bersama menghabiskan masa tuanya bersama kami , malah telah menghianati ikrar cinta yg telah kami buat selama ini ,setelah 2 tahun menikah , saya dan suami setuju menjemput nenek di kampung utk tinggal bersama .Sejak kecil suami saya telah kehilangan ayahnya , dia ialah satu-satunya keinginan nenek , nenek pula yg membesarkannya dan menyekolahkan dia hingga tamat kuliah. Saya terus mengangguk tanda setuju , kami segera menyiapkan sebuah kamar yg menghadap taman untuk nenek , supaya dia dapat berjemur , menanam bunga dan sebagainya. Suami berdiri didepan kamar yg sangat kaya dgn sinar matahari ,tidak sepatah katapun yg terucap tiba-tiba saja dia mengangkat saya dan memutar-mutar saya mirip adegan dalam film India dan berkata :"Mari ,kita jemput nenek di kampung". Suami berbadan tinggi besar , gua suka sekali menyandarkan kepalaku ke dadanya yg bidang , ada suatu perasaan nyaman dan aman disana.. Aku mirip sebuah boneka kecil yg kapan saja mampu diangkat dan dimasukan kedalam kantongnya. Kalau terjadi selisih paham diantara kami , dia suka tiba-tiba mengangkatku tinggi-tinggi diatas kepalanya dan diputar-putar hingga gua berteriak ketakutan baru diturunkan.Aku sungguh menikmati saat-saat mirip itu. Kebiasaan nenek di kampung tidak berubah. Aku suka sekali menghias rumah dengan bunga segar , hingga kesudahannya nenek tidak tahan lagi dan berkata kepada suami:"Istri kau hidup foya-foya , buat apa beli bunga? Kan bunga tidak mampu dimakan?" Aku menjelaskannya kepada nenek:"Ibu , rumah dengan bunga segar membuat rumah terasa lebih nyaman dan suasana hati lebih gembira."Nenek berlalu sambil mendumel , suamiku berkata sambil tertawa: "Ibu , ini kebiasaan orang kota , lambat laun ibu akan terbiasa juga." Nenek tidak protes lagi , tetapi setiap kali melihatku pulang sambil membawa bunga ,dia tidak mampu menahan diri untuk bertanya berapa harga bunga itu , setiap mendengar jawabanku dia selalu mencibir sambil menggeleng-gelengka n kepala. Setiap membawa pulang barang belanjaan ,dia selalu tanya itu berapa harganya ,ini berapa.Setiap gua jawab , dia selalu berdecak dengan bunyi keras.Suamiku memencet hidungku sambil berkata:"Putriku , kan kau mampu berbohong... Jangan katakan harga yang sebenarnya." Lambat laun , keharmonisan dalam rumah tanggaku mulai terusik. Nenek sangat tidak mampu mendapatkan melihat suamiku bangun pagi menyiapkan sarapan pagi untuk dia sendiri , di mata nenek seorang anak laki-laki masuk ke dapur ialah hal yang sangat memalukan. Di meja makan , wajah nenek selalu cemberut dan gua sengaja mirip tidak mengetahuinya. Nenek selalu membuat bunyi-bunyian dengan alat makan mirip sumpit dan sendok , itulah cara dia protes. Aku ialah instrukstur tari , seharian terus menari membuat badanku sangat letih , gua tidak ingin membuang waktu istirahatku dengan bangun pagi apalagi disaat ekspresi dominan dingin. Nenek kadang juga suka membantuku di dapur , tetapi makin dibantu gua menjadi semakin repot , misalnya; dia suka menyimpan semua kantong-kantong bekas belanjaan , dikumpulkan mampu untuk dijual katanya.Jadilah rumahku mirip tempat pemulungan kantong plastik , dimana-mana terlihat kantong plastik besar tempat semua kumpulan kantong plastik. Kebiasaan nenek mencuci piring bekas makan tidak menggunakan cairan pencuci , supaya supaya dia tidak tersinggung , gua selalu mencucinya sekali lagi pada dikala dia sudah tidur. Suatu hari , nenek mendapati gua sedang mencuci piring malam harinya , dia segera masukke kamar sambil membanting pintu dan menangis.Suamiku jadi serba salah , malam itu kami tidur mirip orang bisu , gua coba bermanja-manja dengan dia , tetapi dia tidak perduli. Aku menjadi kecewa dan marah."Apa salahku?" Dia melotot sambil berkata:"Kenapa tidak kau biarkan saja? Apakah memakan dengan pring itu mampu membuatmu mati?" Aku dan nenek tidak bertegur sapa untuk waktu yg culup lama , suasana mejadi kaku. Suamiku menjadi sangat kikuk , tidak tahu harus berpihak pada siapa? Nenek tidak lagi membiarkan suamiku masuk ke dapur , setiap pagi dia selalu bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan untuknya , suatu kebahagiaan terpancar di wajahnya jikalau melihat suamiku makan dengan lahap , dengan sinar mata yang seakan mencemohku sewaktu melihat padaku , seakan berkata dimana tanggung jawabmu sebagai seorang istri? Demi menjaga suasana pagi hari tidak terganggu , gua selalu membeli makanan diluar pada dikala berangkat kerja. Saat tidur , suami berkata:"Lu di , apakah kau merasa kuliner ibu tidak enak dan tidak bersih sehingga kau tidak pernah makan di rumah?" sambil memunggungiku dia berkata tanpa menghiraukan air mata yg mengalir di kedua belah pipiku..Dan dia kesudahannya berkata:"Anggaplah ini sebuah permintaanku , makanlah bersama kami setiap pagi.."Aku mengiyakannya dan kembali ke meja makan yg serba canggung itu.
Pagi itu nenek memasak bubur , kami sedang makan dan tiba-tiba ada suatu perasaan yg sangat mual menimpaku , seakan-akan isi perut mau keluar semua.Aku menahannya sambil berlari ke kamar mandi , hingga disana gua segera mengeluarkan semua isi perut... Setelah agak reda , gua melihat suamiku berdiri didepan pintu kamar mandi dan memandangku dengan sinar mata yg tajam , diluar sana terdengar bunyi tangisan nenek dan berkata-kata dengan bahasa daerahnya. Aku terdiam dan terbengong tanpa mampu berkata-kata. Sungguh bukan sengaja gua berbuat demikian!. Pertama kali dalam perkawinanku , gua bertengkar andal dengan suamiku , nenek melihat kami dengan mata merah dan berjalan menjauh..suamiku segera mengejarnya keluar rumah. Menyambut anggota baru tetapi dibayar dengan nyawa nenek. Selama 3 hari suamiku tidak pulang ke rumah dan tidak juga meneleponku. Aku sangat kecewa , semenjak kedatangan nenek di rumah ini , gua sudah banyak menyerah , mau bagaimana lagi? Entah kenapa gua selalu merasa dan kehilangan nafsu makan ditambah lagi dengan keadaan rumahku yang kacau , sungguh sangat menyebalkan. Akhirnya sahabat sekerjaku berkata:"Lu Di , sebaiknya kau periksa ke dokter."Hasil pemeriksaan menyatakan gua sedang hamil. Aku baru sadar mengapa gua mual-mual pagi itu. Sebuah informasi gembira yg terselip juga kesedihan. Mengapa suami dan nenek sebagai orang yg berpengalaman tidak berpikir hingga sejauh itu? Di pintu masuk rumah sakit gua melihat suamiku , 3 hari tidak bertemu dia berubah drastis , muka kusut kurang tidur , gua ingin segera berlalu tetapi rasa iba membuatku tertegun dan memanggilnya. Dia melihat ke arahku tetapi seakan akan tidak mengenaliku lagi , pandangan matanya penuh dengan kebencian dan itu melukaiku. Aku berkata pada diriku sendiri , jangan lagi melihatnya dan segera memanggil taksi. Padahal aku ingin memberitahunya bahwa kami akan segera memiliki seorang anak. Dan berharap gua akan diangkatnya tinggi-tinggi dan diputar-putar hingga gua minta ampun tetapi..... mimpiku tidak menjadi kenyataan. Didalam taksi air mataku mengalir dengan deras. Mengapa kesalah pahaman ini berakibat sangat buruk?
Sampai di rumah gua berbaring di ranjang memikirkan peristiwa tadi , memikirkan sinar matanya yg penuh dengan kebencian , gua menangis dengan sedihnya. Tengah malam ,aku mendengar bunyi orang membuka laci , gua menyalakan lampu dan melihat dia dgn wajah berlinang air mata sedang mengambil uang dan buku tabungannya. Aku nenatapnya dengan hirau taacuh tanpa berkata-kata. Dia mirip tidak melihatku saja dan segera berlalu. Sepertinya dia sudah memutuskan utk meninggalkan aku. Sungguh lelaki yg sangat picik , dalam dikala begini dia masih mampu membedakan antara cinta dengan uang. Aku tersenyum sambil menitikan air mata.Aku tidak masuk kerja keesokan harinya , gua ingin secepatnya membereskan problem ini , gua akan membicarakan semua problem ini dan pergi mencarinya di kantornya.Di kantornya gua bertemu dengan seketarisnya yg melihatku dengan wajah bingung..."Ibunya pak administrator baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas dan sedang berada di rumah sakit.. Mulutku terbuka lebar.Aku segera menuju rumah sakit dan dikala menemukannya , nenek sudah meninggal. Suamiku tidak pernah menatapku , wajahnya kaku. Aku memandang jasad nenek yg terbujur kaku. Sambil menangis gua menjerit dalam hati:"Tuhan , mengapa ini mampu terjadi?" Sampai selesai upacara pemakaman , suamiku tidak pernah bertegur sapa denganku , jikalau memandangku selalu dengan pandangan penuh dengan kebencian.Peristiwa kecelakaan itu gua juga tahu dari orang lain , pagi itu nenek berjalan ke arah terminal , rupanya dia mau kembali ke kampung. Suamiku mengejar sambil berlari , nenek juga berlari makin cepat hingga tidak melihat sebuah bus yg datang ke arahnya dengan kencang. Aku baru mengerti mengapa pandangan suamiku penuh dengan kebencian. Jika gua tidak muntah pagi itu , jikalau kami tidak bertengkar , jika........ ......dimatanya , akulah penyebab kematian nenek.
Suamiku pindah ke kamar nenek , setiap malam pulang kerja dengan badan penuh dengan bau asap rokok dan alkohol. Aku merasa bersalah tetapi juga merasa harga diriku terinjak-injak. Aku ingin menjelaskan bahwa semua ini bukan salahku dan juga memberitahunya bahwa kami akan segera mempunyai anak. Tetapi melihat sinar matanya , gua tidak pernah menjelaskan problem ini. Aku rela dipukul atau dimaki-maki olehnya walaupun ini bukan salahku. Waktu berlalu dengan sangat lambat.Kami hidup serumah tetapi mirip tidak mengenal satu sama lain. Dia pulang makin larut malam. Suasana tegang didalam rumah. Suatu hari , gua berjalan melewati sebuah café , melalui keremangan lampu dan kisi-kisi jendela , gua melihat suamiku dengan seorang wanita didalam. Dia sedang menyibak rambut sang gadis dengan mesra. Aku dan berdiri di depan mereka sambil menatap tajam kearahnya. Aku tidak menangis juga tidak berkata apapun sebab gua juga tidak tahu harus berkata apa. Sang gadis melihatku dan ke arah suamiku dan segera hendak berlalu. Tetapi dicegah oleh suamiku dan menatap kembali ke arahku dengan sinar mata yg tidak kalah tajam dariku. Suara detak jangtungku terasa sangat keras , setiap detak bunyi mirip bunyi menuju kematian.Akhirnya gua menyerah dan berlalu dari hadapan mereka , jikalau tidak.. mungkin gua akan jatuh bersama bayiku dihadapan mereka. Malam itu dia tidak pulang ke rumah. Seakan menjelaskan padaku apa yang telah terjadi. Sepeninggal nenek , rajutan cinta kasih kami juga sepertinya telah berakhir. Dia tidak kembali lagi ke rumah , kadang sewaktu pulang ke rumah , gua mendapati lemari mirip bekas dibongkar. Aku tahu dia kembali mengambil barang-barang keperluannya. Aku tidak ingin menelepon dia walaupun kadang terbersit suatu keinginan untuk menjelaskan semua ini. Tetapi itu tidak terjadi..... .... , semua berlalu begitu saja.
Aku mulai hidup seorang diri , pergi check kandungan seorang diri. Setiap kali melihat sepasang suami istri sedang check kandungan bersama , hati ini serasa hancur. Teman-teman menyarankan supaya gua membuang saja bayi ini , tetapi gua mirip orang yg sedang histeris mempertahankan miliknya. Hitung-hitung sebagai pembuktian kepada nenek bahwa gua tidak bersalah. "Suatu hari pulang kerja ,aku melihat dia duduk didepan ruang tamu.Ruangan penuh dengan asap rokok dan ada selembar kertas diatas meja , tidak perlu tanya gua juga tahu surat apa itu.2 bulan hidup sendiri , gua sudah mampu mengontrol emosi. Sambil membuka mantel dan topi gua berkata kepadanya:"" Tunggu sebentar , gua akan segera menanda tanganinya"" .Dia melihatku dengan pandangan berantakan demikian juga aku. Aku berkata pada diri sendiri , jangan menangis , jangan menangis. Mata ini terasa sakit sekali tetapi gua terus bertahan supaya air mata ini tidak keluar. Selesai membuka mantel , gua berjalan ke arahnya dan ternyata dia memperhatikan perutku yg agak membuncit. Sambil duduk di kursi , gua menanda tangani surat itu dan menyodorkan kepadanya."" Lu Di , kau hamil?"" Semenjak nenek meninggal , itulah pertama kali dia berbicara kepadaku.. Aku tidak mampu lagi membendung air mataku yg menglir keluar dengan derasnya. Aku menjawab:""Iya , tetapi tidak apa-apa.. Kamu sudah boleh pergi"".Dia tidak pergi , dalam keremangan ruangan kami saling berpandangan. Perlahan-lahan dia membungkukan badannya ke tanganku , air matanya terasa menembus lengan bajuku.Tetapi di lubuk hatiku , semua sudah berlalu , banyak hal yg sudah pergi dan tidak mampu diambil kembali. "Entah sudah berapa kali gua mendengar dia mengucapkan kata:"Maafkan gua , maafkan aku". Aku pernah berpikir untuk memaafkannya tetapi tidak bisa. Tatapan matanya di cafe itu tidak akan pernah gua lupakan.Cinta diantara kami telah ada sebuah luka yg menganga. Semua ini ialah sebuah akhir kesengajaan darinya. Berharap dinding es itu akan mencair , tetapi yang telah berlalu tidak akan pernah kembali.Hanya sewaktu memikirkan bayiku , gua mampu bertahan untuk terus hidup. Terhadapnya , hatiku hirau taacuh bagaikan es , tidak pernah menyentuh semua makanan pembelian dia , tidak mendapatkan semua hadiah pemberiannya tidak juga berbicara lagi dengannya. Sejak menanda tangani surat itu , semua cintaku padanya sudah berlalu , harapanku telah lenyap tidak berbekas. Kadang dia mencoba masuk ke kamar untuk tidur bersamaku , gua segera berlalu ke ruang tamu , dia terpaksa kembali ke kamar nenek. Malam hari , terdengar bunyi orang mengerang dari kamar nenek tetapi gua tidak perduli. Itu ialah permainan dia dari dulu. Jika gua tidak perduli padanya , dia akan berpura-pura sakit hingga gua menghampirinya dan bertanya apa yang sakit. Dia lalu akan memelukku sambil tertawa terbahak-bahak. Dia lupa........ . , itu ialah dulu , dikala cintaku masih membara , sekarang apa lagi yg gua miliki?
Begitu seterusnya , setiap malam gua mendengar bunyi orang mengerang hingga anakku lahir. Hampir setiap hari dia selalu membeli barang-barang perlengkapan bayi , perlengkapan anak-anak dan buku-buku bacaan untuk anak-anak. Setumpuk demi setumpuk hingga kamarnya penuh sesak dengan barang-barang. Aku tahu dia mencoba menarik simpatiku tetapi gua tidak bergeming. Terpaksa dia mengurung diri dalam kamar , malam hari dari kamarnya selalu terdengar bunyi pencetan keyboard komputer. Mungkin dia lagi tergila-gila chatting dan berpacaran di dunia maya pikirku. Bagiku itu bukan lagi suatu masalah. Suatu malam di ekspresi dominan semi , perutku tiba-tiba terasa sangat sakit dan gua berteriak dengan bunyi yg keras. Dia segera berlari masuk ke kamar , sepertinya dia tidak pernah tidur. Saat inilah yg ditunggu-tunggu olehnya. Aku digendongnya dan berlari mencari taksi ke rumah sakit. Sepanjang jalan , dia mengenggam dengan bersahabat tanganku , menghapus keringat hirau taacuh yg mengalir di dahiku. Sampai di rumah sakit , gua segera digendongnya menuju ruang bersalin. Di punggungnya yg kurus kering , gua terbaring dengan hangat dalam dekapannya. Sepanjang hidupku , siapa lagi yg mencintaiku sedemikian rupa jikalau bukan dia? Sampai dipintu ruang bersalin , dia memandangku dengan tatapan penuh kasih sayang dikala gua didorong menuju persalinan , sambil menahan sakit gua masih sempat tersenyum padanya. Keluar dari ruang bersalin , dia memandang gua dan anakku dengan wajah penuh dengan air mata sambil tersenyum bahagia. Aku memegang tangannya , dia membalas memandangku dengan bahagia , tersenyum dan menangis lalu terjerambab ke lantai. Aku berteriak histeris memanggil namanya. Setelah sadar , dia tersenyum tetapi tidak mampu membuka matanya...aku pernah berpikir tidak akan lagi meneteskan sebutir air matapun untuknya , tetapi kenyataannya tidak demikian , gua tidak pernah mencicipi sesakit dikala ini. Kata dokter , kanker hatinya sudah hingga pada stadium mematikan , mampu bertahan hingga hari ini sudah merupakan sebuah mukjijat. Aku tanya kapankah kanker itu terdeteksi? 5 bulan yg lalu kata dokter , bersiap-siaplah menghadapi kemungkinan terburuk.
Aku tidak lagi perduli dengan nasehat perawat , gua segera pulang ke rumah dan ke kamar nenek lalu menyalakan komputer. Ternyata selama ini bunyi orang mengerang ialah benar apa adanya , gua masih berpikir dia sedang bersandiwara. ....Sebuah surat yg sangat panjang ada di dalam komputer yg ditujukan kepada anak kami."Anakku , demi dirimu gua terus bertahan , hingga gua mampu melihatmu. Itu ialah harapanku. Aku tahu dalam hidup ini , kita akan menghadapi semua bentuk kebahagiaan dan kekecewaan , sungguh bahagia jikalau gua mampu melaluinya bersamamu tetapi ayah tidak mempunyai kesempatan untuk itu. Didalam komputer ini , ayah mencoba memperlihatkan saran dan nasehat terhadap segala kemungkinan hidup yg akan kau hadapi. Kamu boleh mempertimbangkan saran ayah. """Anakku , selesai menulis surat ini , ayah merasa telah menemanimu hidup selama bertahun -tahun. Ayah sungguh bahagia. Cintailah ibumu , dia sungguh menderita , dia ialah orang yg paling mencintaimu dan ialah orang yg paling ayah cintai"".Mulai dari kejadian yg mungkin akan terjadi semenjak TK , SD , SMP , SMA hingga kuliah , semua tertulis dengan lengkap didalamnya. Dia juga menulis sebuah surat untukku.""Kasihku , dapat menikahimu ialah hal yg paling bahagia gua rasakan dalam hidup ini. Maafkan salahku , maafkan gua tidak pernah memberitahumu wacana penyakitku. Aku tidak mau kesehatan bayi kita terganggu oleh karenanya. Kasihku , jikalau engkau menangis sewaktu membaca surat ini , berarti kau telah memaafkan aku. Terima kasih atas cintamu padaku selama ini. Hadiah-hadiah ini gua tidak punya kesempatan untuk memberikannya pada anak kita. Pada bungkusan hadiah tertulis semua tahun pemberian padanya"" .
Kembali ke rumah sakit , suamiku masih terbaring lemah. Aku menggendong anak kami dan membaringkannya diatas dadanya sambil berkata: "Sayang , bukalah matamu sebentar saja , lihatlah anak kita. Aku mau dia mencicipi kasih sayang dan hangatnya pelukan ayahnya".Dengan susah payah dia membuka matanya , tersenyum... ......... ...anak itu tetap dalam dekapannya , dengan tangannya yg mungil memegangi tangan ayahnya yg kurus dan lemah. Tidak tahu gua sudah menjepret berapa kali momen itu dengan kamera di tangan sambil berurai air mata........ . ......... ...sahabat terkasih , gua sharing cerita ini kepada sahabat , supaya kita semua mampu menyimak pesan dari cerita ini.Mungkin dikala ini air mata kalian sedang jatuh mengalir atau mata masih sembab sehabis menangis , ingatlah pesan dari cerita ini :"Jika ada sesuatu yg mengganjal di hati diantara kalian yg saling mengasihi , sebaiknya utarakanlah jangan simpan didalam hati. Siapa tau apa yg akan terjadi besok? Ada sebuah pertanyaan: Jika kita tahu besok ialah hari final zaman , apakah kita akan menyesali semua hal yg telah kita perbuat? atau apa yg telah kita ucapkan? Sebelum segalanya menjadi terlambat , pikirlah matang2 semua yg akan kita lakukan sebelum kita menyesalinya seumur hidup...!!
Di Posting di FB Oleh: Hein Hero Mamangkey
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
merit casino login - XN News
The casino registration 메리트카지노총판 page and the 인카지노 login page are very user friendly and kadangpintar secure. The login page will contain links to the various games
Posting Komentar